PERKEMBANGAN
E-COMMERCE DI INDONESIA
Bisnis e-commerce
telah menjadi bagian penting dari perkembangan internet di Indonesia.
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia memperkirakan transaksi jual beli
barang melalui internet (e-commerce) dari Indonesia akan menembus angka US$
10,08 miliar. Rata-rata nilai transaksi belanja online tersebut tumbuh 40 persen tiap tahunnya (CNN Indonesia, 2014).
Saat ini pada
tahun 2017 perkembangan e-commerce meningkat drastis disegala bidang. Salah satu
bidang yang memanfaatkan penggunaan
e-comerce yaitu bidang agribinis. Yang mana dengan memanfaatkan
e-commerce bisa meningkatkan usaha
agrbisnis lebih berkembang, selain itu dengan
memanfaatkan e-commerce sebagai alternatif pemberdayaan Komunitas petani,
menunjukkan bahwa pemanfaatan e-commerce untuk produk agribisnis sebagai media
promosi, komunikasi dan informasi. Pemanfaatan ini sangat berpengaruh pada
keefektifan dan keefisienan proses kerja, jika secara intens dan maksimal
dilakukan.
Manfaat yang dirasakan oleh
para pelaku bisnis secara langsung dan tidak langsung memberi pengaruh positif
pada komunitas petani yang terkait, terutama dari semakin luasnya jalur
pemasaran pelaku bisnis yang meningkatkan permintaan produksi dan memacu
pengadaan produksi di kalangan komunitas petani, dimana selalu diharapkan untuk
meningkatkan produksi dengan standar kualitas yang ditentukan. Dengan lebih
terpacunya kegiatan pengadaan, kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup para
petani dan keluarganya terbuka lebar. Perumusan model pemberdayaan pada
komunitas petani merupakan program kemitraan dengan kerjasama dalam bidang
usaha yang melibatkan tiga unsur, yaitu : komunitas/ kelompok tani sebagai
pemasok bahan baku dan penerima modal usaha, perusahaan agribisnis sebagai
pembeli produksi kelompok tani dan penjamin kredit (avalist), dan pihak bank
sebagai pemberi modal dalam bentuk kredit.
Bisa dikatakan bahwa saat ini perkmbangan e-commerce
dalam bidang agribinis bisa dikatakan cukup pesat, walaupun masih kita jumpai
berbagai kendala-kendala yang ada, seperti kelemahan
dari e commerce Agribisnis yang mana tidak semua pelaku usaha pertanian
mempunyai atau terakses fasilitas elektronik dan tidak semua pelaku usaha
mengerti e-commerce Agribisnis karena faktor pendidikan dan sosial-ekonominya.
Untuk itu, pendampingan dari para pelaku usaha professional sangat diperlukan
untuk membantu para pelaku usaha pertanian (petani, peternak, nelayan)
menfasilitasi penerapan e commerce sehingga dapat melakukan penjualan produk
secara langsung.
Walaupun
masih banyak kendala-kendal Semoga ditahun-tahun berikutnya perkembangan
e-commerce dibidang agribisnis bisa lebih pesat lagi dan bisa mencapai pada
puncak. Amin….